Validitas Evaluasi pembelajaran
22 November 2016
1. Pengertian
Validitas merupakan syarat yang terpenting dalam suatu alat
evaluasi. Suatu teknik evaluasi dikatakan mempunyai validitas yang tinggi
(disebut valid) jika teknik evaluasi atau tes itu dapat mengukur apa yang
sebenarnya akan diukur. Atau, seperti dikatakan oleh Cronbach: “How well a
test or evaluative technique does the job that is employed to do”.
Validitas bukanlah suatu ciri atau sifat yang mutlak dari suatu tekhnik
evaluasi; ia merupakan suatu ciri yang relatif terhadap tujuan yang hendak
dicapai oleh pembuat tes. Teknik yang sama dapat digunakan untuk beberapa
tujuan yang berbeda, dan validitasnya dapat berbeda-beda dari yang tinggi
kepada yang rendah, bergantung pada tujuan. Oleh karena itu, validitas harus
ditentukan dalam hubungannya dengan tujuan yang akan dicapai dengan alat
evaluasi itu.
2.
Macam-macam
Validitas
Telah
dikatakan bahwa validitas suatu alat evaluasi bukanlah merupakan ciri yang
absolut atau mutlak. Suatu tes dapat memiliki validitas yang
bertingkat-tingkat: tinggi, rendah , bergantung pada tujuannya. Sehubungan
dengan itu, ada beberapa jenis validitas, yaitu:
a.
Content
Validity (Curricular validity)
Suatu tes dapat
dikatakan Content Validity jika scope dan isi tes itu sesuai dengan
scope dan isi kurikulum yang sudah diajarkan. Isi tes sesuia dengan atau
mewakili sampel hasil-hasil belajar yang seharusnya dicapai menurut
tujuan kurikulum.
b.
Contruct
Validity
Untuk menentukan
adanya Contruct Validity, suatu tes dapat dikorelasikan dengan suatu
konsepsi atau teori. Items dalam tes itu harus sesuai dengan ciri-ciri
yang telah disbutkan dalam konsepsi tadi, yaitu konsep tentang objek yang akan
dites. Dengan kata lain, hasil-hasil tes itu disesuaikan dengan tujuan atau
ciri-ciri tingkah laku yang hendak diukur.
c.
Predictive
Validity
Suatu tes dapat
dikatakan memilki Predictive Validity jika hasil korelasi tes itu dapat
meramalkan dengan tepat keberhasilan seseorang pada masa mendatang di dalam
lapangan tertentu. Tepat tidaknya ramalan tersebut dapat dilihat dari korelasi
keofisian antara hasil tes itu denga hasil alat ukur lain pada masa mendatang.
d.
Concurrent
Validity
Jika suatu
hasil tes mempunyai korelasi yang tinggi denga hasil suatu alat ukur lain
terhadap bidang yang sama pada waktu yang sama pula, maka dikatakan tes itu
memiliki Concurrent Validity (Concorrent=bersamaan waktu)
Validitas suatu tes dinyatakan
dengan angka korelasi koefisien (r). Kriteria koreasi koefisien adlah sebagai
berikut:
0,00 – 0,20 sangat rendah (hampir
tidak ada korelasi)
0,20 – 0,40 korelasi rendah
0,40 – 0,70 korelasi cukup
0,70 – 0,90 korelasi tinggi
0,90 – 1,00 sangat tinggi (sempurna)
Cara menghitung validitas suatu tes
dapat dilakukan antara lain sebagai berikut:
1.
Dengan
product moment correlation (metode pearson)
2.
Dengan
rank methode of correlation (metode Spearman)
Cara menghitung validitas dengan
menggunakan rumus koefisian korelasi tersebut di atas akan diterangkan kemudian.
Sumber Buku : Drs. M. Ngalimin Purwanto, MP, Evaluasi
Pengajaran,(Bandung: PT Remaja Rosdakarya)