Validitas Evaluasi pembelajaran


1.      Pengertian
           Validitas merupakan syarat yang terpenting dalam suatu alat evaluasi. Suatu teknik evaluasi dikatakan mempunyai validitas yang tinggi (disebut valid) jika teknik evaluasi atau tes itu dapat mengukur apa yang sebenarnya akan diukur. Atau, seperti dikatakan oleh Cronbach: “How well a test or evaluative technique does the job that is employed to do”. Validitas bukanlah suatu ciri atau sifat yang mutlak dari suatu tekhnik evaluasi; ia merupakan suatu ciri yang relatif terhadap tujuan yang hendak dicapai oleh pembuat tes. Teknik yang sama dapat digunakan untuk beberapa tujuan yang berbeda, dan validitasnya dapat berbeda-beda dari yang tinggi kepada yang rendah, bergantung pada tujuan. Oleh karena itu, validitas harus ditentukan dalam hubungannya dengan tujuan yang akan dicapai dengan alat evaluasi itu.
2.      Macam-macam Validitas
Telah dikatakan bahwa validitas suatu alat evaluasi bukanlah merupakan ciri yang absolut atau mutlak. Suatu tes dapat memiliki validitas yang bertingkat-tingkat: tinggi, rendah , bergantung pada tujuannya. Sehubungan dengan itu, ada beberapa jenis validitas, yaitu:
a.       Content Validity (Curricular validity)
Suatu tes dapat dikatakan Content Validity jika scope dan isi tes itu sesuai dengan scope dan isi kurikulum yang sudah diajarkan. Isi tes sesuia dengan atau mewakili sampel hasil-hasil belajar yang seharusnya dicapai menurut tujuan kurikulum.
b.      Contruct Validity
Untuk menentukan adanya Contruct Validity, suatu tes dapat dikorelasikan dengan suatu konsepsi atau teori. Items dalam tes itu harus sesuai dengan ciri-ciri yang telah disbutkan dalam konsepsi tadi, yaitu konsep tentang objek yang akan dites. Dengan kata lain, hasil-hasil tes itu disesuaikan dengan tujuan atau ciri-ciri tingkah laku yang hendak diukur.
c.       Predictive Validity
Suatu tes dapat dikatakan memilki Predictive Validity jika hasil korelasi tes itu dapat meramalkan dengan tepat keberhasilan seseorang pada masa mendatang di dalam lapangan tertentu. Tepat tidaknya ramalan tersebut dapat dilihat dari korelasi keofisian antara hasil tes itu denga hasil alat ukur lain pada masa mendatang.
d.      Concurrent Validity
Jika suatu hasil tes mempunyai korelasi yang tinggi denga hasil suatu alat ukur lain terhadap bidang yang sama pada waktu yang sama pula, maka dikatakan tes itu memiliki Concurrent Validity (Concorrent=bersamaan waktu)
Validitas suatu tes dinyatakan dengan angka korelasi koefisien (r). Kriteria koreasi koefisien adlah sebagai berikut:
0,00 – 0,20 sangat rendah (hampir tidak ada korelasi)
0,20 – 0,40 korelasi rendah
0,40 – 0,70 korelasi cukup
0,70 – 0,90 korelasi tinggi
0,90 – 1,00 sangat tinggi (sempurna)
Cara menghitung validitas suatu tes dapat dilakukan antara lain sebagai berikut:
1.      Dengan product moment correlation (metode pearson)
2.      Dengan rank methode of correlation (metode Spearman)
Cara menghitung validitas dengan menggunakan rumus koefisian korelasi tersebut di atas akan diterangkan kemudian.





Sumber Buku : Drs. M. Ngalimin Purwanto, MP, Evaluasi Pengajaran,(Bandung: PT Remaja Rosdakarya)

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel